Citra Niaga merupakan kawasan pusat perdagangan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dengan luas sekita 2,7 hektare yang dirancang untuk menyediakan tempat usaha bagi perdagang kecil (60%) serta pedagang besar dan menengah (40%).  Pembangunan tahap pertama Citra Niaga dimulai pada bulan september tahun 1985, dengan PT.Pandurata Indah sebagai pengembangan. Perusahaan tersebut menerima pembiayaan dari Bank Negara.  Adapun lokasi bekas tempat bernama Taman Hiburan Gelora yang terbakar.

          Pada tahap ke 3 pembangunan Citra Niaga menhabiskan USD 6,18 Juta atau sekitar Rp. 3,9 miliar saat itu. Jika mengikuti kurs sekarang nilainya sebesar Rp. 86, 52 milliar.

Pada tahap ke 3 pembangunan Citra Niaga menhabiskan USD 6,18 Juta atau sekitar Rp. 3,9 miliar saat itu. Jika mengikuti kurs sekarang nilainya sebesar Rp. 86, 52 milliar.

          Sesuia konsepnya, Citra Niaga diperuntukkan bagi semua pelaku bisnis. Dimana pedagang yang bermodal besar menempati roku, pemjual menengah di kios, dan pedagang kaki lima di petak.  Luas kawasan Ruko 16.870 meter persegi sedangkan lahan petak dan kios 1.443 meter persegi. Untuk petak adalah tempat usaha berukuran 2x3 meter persegi,  berkerangka kayu, dan beratap sirap kayu ulin.  Sedangkan kios tak lain bangunan berukuran 3x3 meter persegi.      `

          Pusat kegiatan karya arsitek Antonio Ismael ini pernah memperoleh penghargaan internasional Aga Khan Award for Arcitecture (AKAA) pada tahun 1989. Saat itu Citra Niaga bersaing dengan kandidat Bandara Soekarno-Hatta dan akhirnya Citra Niagalah yang terpilih menerima penghargaan.