PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

Jl. Kesuma Bangsa No.1 ,Kel. Bugis, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75121

The Real Estate Coach

Resensi Buku    1 bulan yang lalu   
Andri    21 Kali

Sumber Foto: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda

Judul: The Real Estate Coach
Penulis: Bradley J. Sugars
Jumlah halaman: 240 Halaman
Penerbit : Kesaint Blanc
Terbit: Oktober 2014
ISBN : 9789795937159

Brian hampir menginjak usia 50, tapi bukan kedewasaan yang ia rasakan, melainkan kecemasan. Setelah 17 tahun bekerja keras, hidup dari gaji ke gaji, dan memiliki rumah yang tampak “aman”, ia justru mulai panik. Ekuitas propertinya ternyata tak cukup menopang hari tua. Tubuhnya melemah, tagihan menumpuk, dan satu pertanyaan terus menghantuinya: "Apakah ini hasil terbaik dari kerja kerasnya puluhan tahun?"

Pernahkah kita mempertanyakan pola hidup yang dijalani banyak orang? Kita sekolah hampir dua dekade, kerja setengah mati, menabung sedikit demi sedikit, lalu berharap bisa pensiun nyaman? Padahal secara logika, ada yang salah. Kalau hidup kita hanya berputar antara tagihan dan gaji, lalu kapan kita benar-benar memiliki hidup?

Buku The Real Estate Coach tidak dimulai dengan teori tetapi dengan krisis. Lewat kisah nyata Brian, kita dibawa menyusuri titik balik dari kelelahan menuju kesadaran finansial. Bukan dengan kata-kata motivasi, tapi dengan perubahan cara berpikir: tentang properti, tentang strategi, dan terutama, tentang kebebasan kita dalam menentukan hidup.

Bradley Sugars bukan lulusan akademi properti atau manajemen. Ilmunya tidak datang dari ruang kuliah, tetapi dari pengalaman puluhan tahun di lapangan. Ia pernah gagal, rugi, bangkit, dan menang. Semua ia sudah lalui. Semua proses itu tersirat jelas dalam gaya penulisannya. Karena itu, penulis dapat membuat cara yang sangat praktis dan tepat berbisnis di industri properti. Ia tahu persis manis pahitnya dunia properti, dan justru dari sana, ia menemukan cara paling realistis untuk bermain di industri ini.

Bradley Sugars tidak menjual mimpi. Ia tidak menawarkan cara cepat kaya. Yang ia berikan adalah strategi-strategi kecil, masuk akal, dan terbukti berhasil. Ketika diterapkan secara konsisten, pemikiran yang matang, dan kepandaian membaca pasar perlahan pasti bisa membalikkan situasi finansial seseorang dari pasif, menjadi aktif dan menguntungkan.

The Real Estate Coach bukan sekadar buku tentang jual-beli properti. Buku ini menjadi refleksi tentang bagaimana banyak orang hidup dalam sistem finansial yang salah tanpa pernah mempertanyakannya. Buku ini mengajak kita menyaksikan, lewat tokoh- tokohnya, bagaimana keputusan-keputusan kecil yang salah arah dalam mindset, pengelolaan aset, dan strategi keuangan secara perlahan yang terasa benar namun ternyata menggiring seseorang menuju kebangkrutan finansial.

Di balik narasi personal pada buku ini yang mengalir, tersembunyi pelajaran-pelajaran logis yang dapat membuat kita berpikir “Benar juga, ya! Kenapa tidak dari dulu saya tahu!”. Punya rumah belum tentu aman secara finansial, bahwa arus kas jauh lebih penting dari sekadar aset mati, dan bahwa keberhasilan dalam real estate bukan datang dari keberanian spekulatif yang naif, tetapi dari strategi yang rasional, leverage (daya ungkit) bisnis yang cerdas, dan kontrol emosi yang tenang. Buku ini tidak menjelaskan lewat teorinya yang panjang dan membosankan, tapi memberikan insight melalui dialog, kejadian, dan dinamika psikologis yang hadir membuat pembaca tidak hanya memahami, tapi juga merasakan untuk bertindak dan berpikir ulang tentang cara mereka memandang uang, properti, dan kehidupan mereka.

Buku ini mengikuti perjalanan Brian dan Sarah, pasangan kelas menengah dalam membuka mata mereka terhadap dunia properti. Dari perasaan terjebak, bertemu kembali dengan teman lama (Belinda), hingga akhirnya bertemu dengan Coach yang mengubah cara mereka berpikir tentang uang, waktu, dan kebebasan finansial.

Beberapa isi pada buku The Real Estate Coach ini yang dapat membuka pikiran pembaca menjadi lebih logis dan gaya penulisannya yang tidak terkesan menggurui. Salah satu isi pada buku ini yang dapat memukul telak pemikiran pembaca selama ini bahwa meskipun memiliki rumah, kalau tidak adanya arus cash flow dari aset tersebut, sama saja miskin secara fungsi. Konsep ini terasa menampar, apalagi ketika dijelaskan lewat kasus nyata di dalam cerita. Salah satu teman Brian memilih untuk membeli Motor Harley hanya untuk pelarian emosionalnya. Dari contoh tersebut kita sering melihat dalam kehidupan nyata kita, bahwa membeli barang branded sering kali di dominasi oleh pikiran untuk menunjukkan gengsi ataupun pelarian emosional. Pemikiran ini sangat naif dan jelas salah. Masih banyak isi dalam buku ini yang dapat membuat pikiran pembaca terbuka dan sadar untuk membenarkan semua doktrin pemikiran mereka yang salah selama ini akan uang, properti, dan kehidupan.

Buku ini sangat recommended untuk dibaca, gaya penyampaian pada buku ini bersifat naratif, tetapi tetap sarat edukasi logis tentang Real Estate. Pembaca seakan sedang mengikuti cerita, dan tanpa sadar mereka sedang menyerap prinsip-prinsip Real Estate. Buku ini benar-benar terasa alami, tidak ada bahasa yang dipaksakan. Buku ini juga menyarankan pembaca untuk tidak melakukan kerja keras sebagai satu-satunya cara untuk memperoleh perkembangan. Bagi pembaca yang sudah membaca banyak buku Real Estate, buku ini sangat bombastis, karena berbeda dari buku sejenis yang cenderung padat teori dan bisa memicu kelelahan kognitif. Output dari buku ini dapat membangun ulang pola pikir pembaca tentang uang, properti, dan kehidupan.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, buku ini juga tidak lepas dari beberapa kekurangan yang patut digarisbawahi pembaca. Di bagian awal, alur narasi cenderung lambat, terutama bagi pembaca yang berharap langsung masuk ke aspek teknis seputar properti. Pendekatan berbasis storytelling memang efektif untuk membangun konteks emosional, namun bagi sebagian orang yang berpikiran sistematis, ini bisa terasa terlalu bertele-tele sebelum mencapai inti pembahasan yang diharapkan. Solusi yang diberikan pada buku ini juga terasa terlalu disederhanakan, padahal pembaca perlu tahu kalau dalam kehidupan nyata, Real Estate tidak sesederhana itu, terdapat perhitungan dan elemen lain yang perlu ada untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut seperti modal awal, koneksi, dan riset pasar.

The Real Estate Coach lebih dari sekadar buku properti. Ini adalah panggilan untuk pembaca supaya dapat berpikir ulang tentang cara hidup, cara menghasilkan uang, dan bagaimana mencapai kebebasan sejati. Buku ini sangat cocok bagi mereka yang mulai meragukan sistem ekonomi modern: kerja keras, cicilan, pensiun. Buku ini memaksa pembaca menyadari potensi mereka, dan meningkatkan kesadaran mereka bahwa kehidupan tidak selalu sama dengan pemikiran orang lain, kehidupan dibuat dari pemikiran kita sendiri, baca, pahami, refleksi, dan action. Salah satu kutipan pada buku ini “Uang tidak datang karena kamu bekerja lebih keras, tapi karena kamu berpikir lebih strategis.”

 

Gerry Hasrom

Mahasiswa Fakultas Teknik, Informatika, Unmul Samarinda


TINGGALKAN KOMENTAR

Pemerintah Kota Samarinda

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

Jl. Kesuma Bangsa No.1 ,Kel. Bugis, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75121

Telp: 0541-
Email: dispursip_smr@gmail.com
Website: https://perpustakaankearsipan.samarindakota.go.id


2025