Judul: Anak Rantau
Penulis: A. Fuad
Jumlah Halaman: 382 hal
Penerbit: PT Falcon
Terbit: 2017
ISBN: 978-602-60514-9-3

Menjauh dan dijauhkan? Belum tahu yang benar bagaimana, tetapi satu hal yang pasti, yaitu untuk kebaikan Hepi.

1. Fuadi, penulis yang dikenal lewat trilogi Negeri 5 Menara, kembali menyapa pembaca lewat Anak Rantau. Kali ini ia menyajikan kisah yang lebih personal, lebih dalam, dan tetap kental dengan nilai-nilai kehidupan. Gaya bertutur A. Fuadi yang lembut namun tajam membuat setiap lembar buku ini terasa bermakna dan membumi.

Anak Rantau bukan hanya cerita tentang seorang anak yang "dibuang", secara tidak langsung buku ini adalah pelajaran tentang memahami kehidupan, lalu A. Fuadi dengan lihai memadukan konflik batin dengan nuansa budaya Minang, dan dinamika sosial dalam narasi yang sederhana tapi menyentuh.

Hepi, yaitu seorang tokoh utama dalam cerita Anak Rantau, dikirim oleh ayahnya ke kampung halaman karena masalah keluarga. Awalnya, Hepi merasa kesepian, marah, dan ditolak, namun seiring waktu, bersama kakek dan neneknya yang sudah tua, dan teman-teman barunya di kampung, ia mulai belajar tentang arti hidup yang sesungguhnya, Hepi mengalami petualangan, tantangan, dan juga menyibak rahasia masa lalu keluarga yang selama ini tersembunyi. Melalui itu semua, Hepi perlahan memahami bahwa kasih sayang tidak selalu hadir dengan pelukan.

Novel ini berhasil membuat pembaca merasa terhubung dengan karakter dan alurnya. Pesan moral disampaikan secara halus namun terasa hal-hal pentingnya, latar budaya Minangkabau yang menjadi nilai lebih, memperkaya cerita dengan lokalitas yang khas, emosi pembaca diajak naik turun, mulai dari haru, marah, geli, hingga akhirnya hangat dan lega di akhir cerita.

Cerita ini menyajikan perjalanan emosional yang menyentuh dengan pesan kehidupan yang dalam dan kuat. Namun, kekurangannya, alur di awal terlalu bertele tele karena lambat memasuki konflik utama dari cerita, dan terlalu datar atau kurang lengkap menjelaskan beberapa karakter lainnya. 

Anak Rantau bukan sekadar cerita tentang anak yang merasa dibuang, tetapi juga tentang proses pendewasaan, pencarian makna hidup, dan memahami arti cinta dalam bentuk yang tidak sempurna, novel ini mengajak pembaca untuk merenungi pentingnya keluarga, memaafkan masa lalu, dan menghargai proses kehidupan.

Sebuah bacaan yang menyentuh dengan nilai moral, dan sangat relevan untuk siapa pun yang pernah merasa kehilangan arah atau sedang mencari makna pulang.

Buku ini merupakan koleksi Perpustakaan Umum Daerah Kota Samarinda, silakan temukan di rak yang memajang koleksi buku fiksi di lantai 1.

Fiko Anugrah Ramadani

Mahasiswa FT Unmul Samarinda